Dalam dunia sepak bola modern, teknologi Video Assistant Referee (VAR) diharapkan mampu membantu wasit mengambil keputusan yang lebih akurat. Namun, pada pertandingan baru-baru ini yang melibatkan Robert Lewandowski, VAR justru menjadi pusat perdebatan.
Pada laga tersebut, Lewandowski mencetak gol yang awalnya disahkan wasit lapangan. Namun, setelah tinjauan VAR, gol itu dianulir karena dianggap offside. Keputusan ini segera memicu kontroversi, terutama karena tayangan ulang memperlihatkan bahwa posisi Lewandowski tampak sejajar — bahkan mungkin sedikit di belakang — dengan bek terakhir lawan saat bola dilepaskan.
Kesalahan Penggunaan Teknologi?
Banyak pengamat sepak bola dan mantan wasit mempertanyakan ketepatan keputusan tersebut. Ada indikasi bahwa garis virtual yang ditarik oleh VAR tampak tidak konsisten atau salah dalam menentukan momen kontak bola. Jika benar terjadi kesalahan dalam penentuan frame atau dalam penempatan garis, maka keputusan offside tersebut tentu patut dipertanyakan.
Bahkan beberapa analis menunjukkan bahwa sudut kamera yang digunakan tidak ideal untuk menilai posisi offside dengan presisi maksimal. Dalam situasi seperti ini, margin kesalahan kecil saja bisa berujung pada keputusan yang tidak adil.
Reaksi Klub dan Fans
Klub Lewandowski langsung melayangkan protes resmi kepada federasi, meminta peninjauan atas penggunaan VAR dalam pertandingan tersebut. Sementara itu, di media sosial, ribuan penggemar mengekspresikan kekecewaan mereka, dengan banyak yang menganggap Lewandowski telah dirampok dari gol yang sah.
“VAR seharusnya membuat pertandingan lebih adil, bukan malah memperburuk ketidakpastian,” ujar seorang fans dalam postingannya yang viral.
Apa Selanjutnya?
Insiden ini kembali membuka diskusi tentang perlunya transparansi lebih besar dalam penggunaan VAR, termasuk akses publik terhadap percakapan antara wasit di lapangan dan petugas VAR. Beberapa liga besar di dunia bahkan mulai mengadopsi kebijakan untuk menyiarkan alasan keputusan VAR secara langsung kepada penonton.
Apakah insiden ini akan mendorong perubahan kebijakan VAR di masa depan? Hanya waktu yang bisa menjawab. Yang jelas, kontroversi ini menjadi pengingat bahwa bahkan dengan teknologi canggih, sepak bola tetap penuh dengan perdebatan dan drama.
Baca Juga: Hasil Futsal Nation Cup 2025: Hajar Fafage Banua 3-1, Bintang Timur Surabaya Raih Peringkat 3