Puluhan biksu Buddha dari berbagai negara tampak khusyuk memanjatkan doa di puncak Candi Borobudur dalam suasana yang sangat khidmat dan penuh kedamaian. Ritual ini merupakan bagian dari rangkaian perayaan Hari Raya Waisak 2569 BE / 2025 M, yang jatuh pada hari Minggu, 11 Mei 2025.
Dengan jubah berwarna kuning dan oranye, para biksu berjalan perlahan menyusuri tangga candi terbesar di dunia itu, sembari melantunkan doa-doa suci. Sesampainya di stupa utama di puncak candi, mereka duduk bersila dan memusatkan pikiran, berdoa untuk keselamatan, kedamaian dunia, serta kebahagiaan semua makhluk hidup.
Upacara ini menjadi momen yang sangat sakral sekaligus menjadi daya tarik spiritual dan budaya, tidak hanya bagi umat Buddha, tetapi juga bagi wisatawan dan masyarakat yang hadir menyaksikan. Candi Borobudur sebagai warisan budaya dunia UNESCO menjadi simbol penting bagi praktik keagamaan ini.
Suasana pagi yang sejuk, kabut tipis yang menyelimuti candi, serta bunyi lantunan doa yang menggema di antara relief kuno menciptakan nuansa magis dan damai. Banyak yang mengabadikan momen ini, namun tetap menjaga keheningan demi menghormati prosesi suci tersebut.
Prosesi doa di puncak Candi Borobudur ini menandai dimulainya puncak perayaan Waisak, yang akan dilanjutkan dengan pelepasan lampion di malam harinya, sebagai simbol harapan dan penerangan batin.
Baca Juga: Rayuan Pulau Kelapa Jadi Alasan PSSI Pilih Bali sebagai Lokasi TC Timnas Indonesia